PERSAMAAN HAMMETT
Hammet merupakan orang yang pertama kali menunjukkan penggunaan prosedur
parameterisasi dalam mengambarkan sifat empiris (tetapan keseimbangan, tetapan
laju) dalam kaitan dengan parameter yang menjelaskan molekul
(s dan r). Hubungan ini memerlukan dasar termodinamika untuk semua
pekerjaan dalam QSAR dengan persamaan :
DGo = -RT ln K = DHo –TDS
Hammett mengemukakan
bahwa efek elektronik dari suatu gugus dapat mempengaruhi tetapan kesetimbangan
atau tetapan kecepatan reaksi suatu senyawa. Parameter elektronik memberikan sebuah
nilai yang merupakan ukuran tingkat kekuatan menyumbangkan elektron atau
tnenarik elektron. Parameter elektronik yang digunakan secara luas adalah
konstanta substituen Hammett (σ). Suatu reaksi polar terjadi
karena interaksi antara sebuah nukleofil dengan sebuah elektrofil. Kekuatan interaksi dan affinitas
reaksi tersebut umumnya dikuasai oleh kekuatan nukleofil dan elektrofil
pereaksi. Gugus substituen yang tidak mengalami reaksi namum berlokasi di dekat
pusat reaksi mengganggu kekuatan tersebut melalui penarikan elektron atau
penyumbangan elektron. Substituen pemberi elektron meningkatkan kekuatan
nukleofil (kebasaan) dan menurunkan kekuatan elektrofil (keasaman); hal yang
sebaliknya terjadi pada substituen penarik elektron yang akan meningkatkan
kekuatan elektrofil dan menurunkan kekuatan nukleofil pereaksi.
Hammett memperkenalkan
tetapan substituennya untuk memprediksi tetapan keseimbangan dan tetapan laju
reaksi kimia. Persamaan yang digunakan untuk menyatakan nilai efek elektronik
ini dirumuskan oleh Hammett, sebagai berikut :
ρ σ = pKo
- pK
Pada tahun 1937 Hammett
mengusulkan suatu hubungan kuantitatif untuk menghitung pengaruh substituen
terhadap reaktivitas molekul, hubungan ini disebut persamaan Hammett.
Keterangan : k = tetapan hidrolisis
ester tersubstitusi meta atau para,
ko= tetapan
hidrolisis yang bekaitan dengan senyawa tak tersubstitusi,
σ = tetapan substituen,
ρ = tetapan reaksi.
Persamaan ini menggambarkan pengaruh
substituen polar posisi meta atau para terhadap sisi reaksi turunan benzena.
Persamaan Hammet tidak berlaku untuk substituen pada posisi orto karena adanya
efek sterik, dan juga terhadap turunan alifatik karena pelintiran rantai karbon
dapat menimbulkan aksi sterik. Persamaan
Hammet yang telah mengalami perluasan tertentu telah diusulkan. Jaffe
menyelidiki sifat penambahan lebih daripada satu gugus kepada cincin aromatik.
Jaffe menemukan bahwa nilai σ untuk berbagai gugus dapat dijumlahkan dan
hubungan berikut memberikan hasil yang baik.
Dengan Σσ berarti jumlah
nilai-nilai σ dari semua gugus.
Pada umumnya persamaan
Hammett berlaku untuk sistem aromatis hanya untuk reaksi-reaksi dimana
substituen dan pusat reaksi terisolasi, sehingga tidak terjadi interaksi resonansi.
K adalah tetapan keseimbangan reaksi yang menunjuk kepada turunan meta atau
para. Persamaan Hammett tidak berlaku untuk senyawa-senyawa
turunan orto.
Pertanyaan :
1. Mengapa efek elektronik dari suatu gugus dapat mempengaruhi tetapan kesetimbangan atau tetapan kecepatan reaksi suatu senyawa ? Jelaskan !
1. Mengapa efek elektronik dari suatu gugus dapat mempengaruhi tetapan kesetimbangan atau tetapan kecepatan reaksi suatu senyawa ? Jelaskan !
2. Mengapa persamaan Hammett hanya berlaku untuk senyawa-senyawa
turunan meta dan para, tetapi tidak untuk turunan orto ?
Ariens E.J., 1971, Drug
and Design. New York and London:
Academic Press.
Firdaus, M.S. 2009. Modul
Pembelajaran Kimia Organik Fisis I. Makassar: FMIPA UNHAS.
Komentar
Posting Komentar