TAUTOMERI
Tautomeri
adalah peristiwa dimana terjadinya perpindahan atom hidrogen (H) pada atom
sulfur (S), oksigen (O) dan nitrogen (N). Pada fenomena tautomeri terjadi
pergeseran bolak-balik yang cepat antara molekul-molekul yang berada dalam
kesetimbangan. Didalam peristiwa tersebut ada proton yang berpindah dari satu
atom dalam satu molekul ke atom yang lain menjadi molekul lain. Ada dua jenis
tautomeri, yaitu sebagai berikut :
1.
Tautomeri
pergeseran proton yang lain
Anion hasil dari pelepasan sebuah proton dari masing-masing
tautomer adalah sama yaitu karena resonansi. Adapun contohnya adalah :
a.
Tautomeri
fenol-keto
Bagi
fenol yang paling sederhana, di dalam setimbangan ini terletak pada sisi fenol
karena hanya pada sisi ini terdapat kearomatikan. Bagi fenol sendiri, tidak ada
fakta untuk keberadaan bentuk keto. Meskipun demikian, bentuk keto menjadi
penting dan
mungkin
dominan apabila: (1) adanya gugus tertentu, seperti gugus OH kedua atau gugus
N=O, (2) dalam sistem aromatik yang dipadukan, dan (3) di dalam system
heterosiklik. Bagi kebanyakan senyawa heterosiklik dalam fase cair atau dalam
larutan, bentuk keto adalah bentuk yang lebih stabil; meskipun di dalam fase
uap, posisi kesetimbangan menjadi berbalik.
b.
Tautomeri nitroso-oksim
Letak
kesetimbangan nya jauh ke kanan; dan sebagai aturan, senyawa nitroso stabil hanya
jika ada ikatan hidrogen-α.
c.
Senyawa nitro alifatik berada pada
kesetimbangan dengan bentuk aci
Bentuk
nitro jauh lebih stabil daripada bentuk aci, hal ini sangat bertentangan dengan
tautomeri
nitroso-oksim karena tidak disangsikan lagi bentuk nitro mempunyai resonansi
yang tidak ditemukan dalam tautomeri nitroso.
d.
Tautomeri imina-enamina
Enamina
secara normal stabil hanya jika tidak ada hidrogen pada nitrogen (R2C=CR-NR2).
Kalau tidak demikian maka bentuk imina yang dominan.
2.
Tautomeri keto-enol
Bentuk
tautomeri yang paling umum adalah tautomeri antara senyawa karbonil yang
mengandung hidrogen-α dengan
bentuk enolnya.
Di
dalam hal yang sederhana (R” = H, alkil, OR, dst), kesetimbangan terletak di
sebelah kiri. Alasan untuk itu dapat diuji melalui energi ikat. Bentuk keto
berbeda dari bentuk enol dalam hal pemilikan ikatan C-H, C-C, dan C=O, di mana
enol mempunyai ikatan C=C, C-O, dan O-H. Jumlah energi ikat untuk deret tiga
ikatan yang pertama di atas adalah 360 kkal/mol dan untuk deret yang kedua
adalah 345 kkal/mol. Bentuk keto lebih stabil sekitar 15 kkal/mol. Jika R
mengandung ikatan rangkap yang dapat berkonjugasi dengan ikatan rangkap enol,
jumlah enol menjadi besar dan bahkan bisa menjadi dominan. Ester mempunyai enol
yang lebih banyak daripada keton. Di dalam molekul seperti asetoasetat, enol
juga distabilkan oleh ikatan hidrogen internal, yang mana ikatan ini tidak
tersedia dalam bentuk keto:
Keberadaan
enol sangat dipengaruhi oleh pelarut, konsentrasi, dan suhu. Ester aseto asetat
mempunyai kandungan enol 0,4% dalam air dan 19,8% dalam toluena. Dalam hal ini,
air mengurangi konsentrasi enol melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan
karbonil sehingga gugus tersebut kurang bersedia membentuk ikatan hidrogen
internal.
Jika
ada basa kuat, kedua bentuk enol dan keto dapat kehilangan proton. Anion yang
dihasilkan keduanya adalah sama. Oleh karena 1 dan 2 hanya
berbeda dalam hal penempatan elektron maka keduanya bukanlah tautomer, tapi
bentuk kanonik. Struktur ion enolat yang sebenarnya adalah hibrida dari 1 dan
2, meskipun 2 lebih banyak berkontribusi karena di dalam bentuk
ini muatan negatif ada pada atom yang lebih elektronegatif.
1 2
Materinya sangat bermanfaat sebagai referensi untuk lebih memahami materi ini. Terimakasih.
BalasHapusTerimakasih atas ilmunya kak, sangat bermanfaat 😊
BalasHapussangat membantu materinya. trima kasih
BalasHapusterimakasih ilmu kak...
BalasHapussangat membantu sekali :)
terima kasih atas materinya, semangat terus untuk memposting yang bermanfaat. good job:)
BalasHapusTerima kasih materinya.
BalasHapusterimakasih kembali semua sudah mengunjungi blog saya.tunggu postingan selanjutnya ya.
BalasHapus