Kimia organik fisik
1. Elektronegativitas
Ekektronegativitas
adalah ukuran penarikan suatu atom terhadap elektron pada ikatan kimia. Semakin
tinggi elektronegativitas suatu atom, semakin kuat gaya tarik elektron yang
berikatan. Kecenderungan skala elektonegativitas atom-atom unsur dalam tabel
periodik unsur menunjukkan perubahan yang relatif kontinu. Unsur-unsur yang
terletak pada satu golongan mempunyai harga elektronegativitas yang semakin
menurun dengan naiknya nomor atom. Sedangkan dalam satu periode, umumnya naik dengan
naiknya nomor atom.
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan
hidrogen adalah gaya tarik menarik antara atom hidrogen yang terikat pada suatu
atom berkeelektronegatifan besar darimolekul lain disekitarnya. Suatu gaya
antar molekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen dengan
unsur-unsur yang mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu flourin (F), oksigen
(O), dan Nitrogen (N). Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki
atom N, O atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron).
Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini
membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan berpariasi. Kekuatan ikatan
hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan keelektronegativitas antara atom-atom
dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu
senyawa.
3. Gata Van der Waals
Gaya
van der Waals termasuk gaya tarik menarik dan tolak menolak antara atom, molekul,
dan permukaan serta antar molekul lainnya. Yang menyebabkan berbeda adalah
ikatan kovalen dan ionik yang disebabkan oleh korelasi dalam polarisasi
fluktuasi partikel terdekat. Gaya van der Waals relatif lebih lemah
dibandingkan ikatan kovalen. Istilah gaya van der Waals mencakup beberapa
istilah berikut :
1.Gaya antara dua dipol permanen
2.Gaya antara suatu dipol permanen dan dipol induksi (gaya
Debye)
3.Gaya antara dua dipol induksi sementara (gaya dispersi
London)
4. Polarizabilitas

Namun sebaliknya, senyawa dikatakan bersifat nonpolarapabila
terbentuk dari atom sejenis atau senyawa yang distribusi muatannya simetris.
Gaya London ini adalah merupakan gaya
tarik-menarik antarmolekul nonpolarakibat adanya dipol terimbas yang
ditimbulkan oleh perpindahan electron dari satu orbital yang lain membentuk
dipol sesaat. Gaya London ini mengakibatkan molekul nonpolar yang bersifat agak
polar. Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat mengimbas
ke molekul disekitarnya yang disebut denganPolarisabilitas.Polarisabilitas ini
berkaitan dengan massa molekul relative (Mr) dan bentuk molekul. Apabila massa
molekul relative semakin besar, molekul semakin mudah mengalami polaritas
sehinggaGaya London semakin kuat. Dengan massa molekul relative yang sama
besar, molekul yang bentuknya panjang akan lebih mudah mengalami polarisasi
dibandingkan dengan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Maka semakin
mudah molekul mengalami polarisasi, maka semakin tinggi pula titik didih dan
titik lelehnya. Maka dari itu, apabila massa molekul relative zat semakin besar
maka titik didih lelehnya semakin tinggi.
5. Gugus Fungsi
Gugus fungsi adalah gugus atom dalam molekul
yang menentukan ciri atau sifat suatu senyawa.
Gugus fungsi ini merupakan atom selain atomkarbon dan atom hidrogen
dalam senyawa hidrokarbon dan membentuk ikatan rangkap. Adapun bagian-bagiandari
molekul yang hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen saja serta hanya
mengandung ikatan tunggal saja disebut gugus-gugus non fungsional. Berikut ini contoh
gugus fungsi :

6. Efek Induksi
Dalam
suatu ikatan kovalen tunggal dari atom yang tak sejenis, pasangan electron yang
membentuk ikatan sigma, tidak pernah terbagi secara merata di antara kedua
atom. Electron memiliki kecenderungan untuk tertarik sedikit ataupun banyakkea
rah atom yang lebih elektronegatif dari keduanya.
7. Resonansi
Resonansi adalah delokalisasi elektron pada
molekul atau ion poliatomik tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan
dalam satu struktur Lewis. Strukturmolekul atau ion yang mempunyai delokaliasi
elektron disebut dengan struktur resonan.Masing-masing struktur resonan dapat
melambangkanstruktur Lewis, dengan hanya satuikatan kovalenantara masing-masing
pasangan atom. Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk menjelaskan
struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap, melainkan ada sebuah
osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik. Maka dari
itu disebut dengan resonansi. Struktur yang sebenarnya mungkin saja adalah
peralihan dari dua struktur resonan.Bentuk peralihan (intermediet) daristruktut
resonan disebut dengan hibrida resonan.Resonansi dalam kimia diberi simbol
garis dengan dua arah panah (↔).
Perhatikan contoh resonansiozon (O3) berikut ini :

Pada ozon, terdapat perpindahan elektron antar inti yang
dijelaskan dengan anak panah. Perhatikan gambar berikut:

8. Hiperkonjugasi
Hiperkonjugasi
adalah ikatan C – C apabila
mengikat atom lagi dengan ikatan. Rangkap2 atau 3C-C kecil dari pada C-C
perhitungan karena adanya pengaruh ikatan rangkap dua atau tiga yaitu elektron.
atau pengaruhhiperkonjugasi. Terjadi semacam resonansi. Gejala ini disebut
hiperkonjugasi yaitu karena adanya pergeseran elektron sehingga tidak berikatan
secara parsial(atom H berdekatan) “no
bond resonance” sehingga
sering pula disebut konjugasi.Seakan-akan mirip jarak ikatan rangkap tetapi tidak
100% hanya diantaranya.
9.Tautometri
Tautom senyawa-senyawa organik yang dapat
melakukan reaksi antar ubahan yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya
dijumpai, reaksi ini dihasilkan oleh perpindahan atomhi drogen atau prooton yang
diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda di sebelahnya. Pasangan
tautomer yang umum adalah :
*.keton-enol, misalny aaseton
*.amida- asam imidat, misalnya selama reaksi hidrolisis nitril.
*.laktam-laktim, sebuah tautomerisme amida-asam imidat pada
cincin heterosiklik, misalnya pada nukleo basa guanina,timina, dan sitosina
*.enamina-imina
10. Regangan Ruang
Sebuah meterial memiliki bentuk yang tetapdan
dapat berubah bentuknya karenategangan. Besar perubahan yang terjadi disebut deformasi,
perbandingan deformasi yang terjadi dengan ukuran awal disebut dengan regangan.
Jika tegangan yang terjadicukup rendah (atau regangan yang dikenakan rendah),
hampir semua material padat berperilaku dengan cara regangan yang terjadi
secara langsung berbandingan dengan besar tegangan; koefisien dari hasil
perbandingan tersebut disebut modulus elastisitas. Daerah deformasi ini dikenal
sebagai daerah elastis linear.Terdapat empat model utama yang menggambarkan
respons material padat terhadap tegangan yang diterapkan;
1.Elastis –
Ketika tegangan dilepaskan, material kembali ke keadaan dan bentuk awal.
material elastis linear, yaitu deformasi sebanding dengan beban yang
diterapkan, dapat digambarkan oleh persamaan elastis linear seperti hukum
Hooke.
2.Viskoelastis –
Perilaku ini ditunjukan oleh keseluruhan deformasi (perubahan bentuk) secara
statik maupun dinamik. Deformasi dapat terjadi karena tarikan, tekanan , atau
tegangan geser, atau kombinasi dari dua atau tiga tegangan tersebut. bahan
viskoelastis adalah ketika tegangan dihilangkan, bahan tersebut tidak segera
dan tidak dapat langsung kembali kebentuksemula.
3.Plastis –
Material mengalami deformasi plastis saat tegangan yang diterapkan melebihi
besar tegangan leleh material, sehingga material tidak kembali ke keadaan awal
dan berubah secara permanen.
4.Termoelastis - Perilaku ini memperhatikan perilaku bahan
yang tidak dalam keadaan isotermal ataupun adiabatik. Teori yang paling
sederhana melibatkan hukum fouriertentang perpindahan panas.
Semaangatt, ditunggu materi selanjutnyaaa
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih atas pemaparan materinya sangat membantu
BalasHapusterima kasih atas materi yang telah dipaparkan. Sedikit saran untuk saudari Indri, mungkin bisa diberikan masing-masing contoh untuk setiap pokok bahasannya. terima kasih:)
BalasHapusiya sama2 dan terima kasih juga atas kunjungan ke blog saya serta terima kasih atas sarannya.
BalasHapus