Keasaman dan Kebasaan Senyawa Organik
Keasaman dan Kebasaan Senyawa Organik
Klasifikasi asam-basa
pada senyawa organik pada umumnya mengikuti teori asam-basa Bronsted –Lowry.
Penentuan kekuatan asam-basa dapat dilihat dari harga pKa atau pKb-nya. Tetapi
untuk senyawa-senyawa organik, yang perlu diingat bahwa asam kuat akan menghasilkan
basa konjugasi yang stabil, begitu juga sebaliknya akan lebih kompleks.
1. Asam
Organik
Asam organik
dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua
macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom
oksigen, seperti pada metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom
hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon tersebut berikatan
langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton. Metil alkohol
mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah, asam asetat juga
memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat asam
yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat
distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya
distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Untuk menjelaskan
sifat-sifat anhidrida asam, kita akan mengambil contoh anhidrida etanoat sebagai anhidrida asam
sederhana. Anhidrida etanoat
merupakan cairan yang tidak berwarna dengan bau yang sangat mirip dengan asam
cuka (asam etanoat). Bau
ini timbul karena anhidrida etanoat
bereaksi dengan uap air di udara (dan kelembaban dalam hidung) menghasilkan
asam etanoat kembali.
Kelarutan dalam air : Anhidrida etanoat tidak bisa dikatakan
larut dalam air karena dia bereaksi dengan air menghasilkan asam etanoat. Tidak
ada larutan cair dari anhidridaetanoat yang terbentuk.
Titik didih : Anhidrida
etanoat mendidih pada suhu 140°C. Titik didih cukup tinggi karena memiliki molekul
polar yang cukup besar sehingga memiliki gaya dispersi vanderWaals sekaligus
gaya tarik dipol-dipol.
2. Basa
Organik
Basa organik
dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan elektron bebas yang dapat mengikat
proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom nitrogen adalah salah satu contoh
basa organik, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindak
sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu dicatat
bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun
basa, tergantung lingkungannya. Misalnya aseton dan metil alkohol dapat
bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan proton, tetapi sebagai basa ketika
atom oksigennya menerima proton.
Keasaman suatu senyawa organic berhubungan dengan
sifat intramolekul nya. Senyawa asam karboksilat akan
mempengaruhi sifat keasaman senyawa asam karboksilat dan pada senyawa
alkylhalide akan mempengaruhi gugus lepas pada reaksi substitusi dan eliminasi
sedangkan senyawa karbonil akan mempengaruhi jalannya reaksi adisi nukleofil,
dan sebagainya. Sebagai
contoh, senyawa asam karboksilat antara asam asetat dengan
asam
-kloro asetat, sifat
keasaman ke dua senyawa akan berbeda , dimana gugus metil CH3 pada
asam asetat bersifat +I (pendorong electron) sehingga atom C pada gugus
karboksilat lebih bermuatan positif sehingga H+ dari asam asetat sulit lepas
daripada asam
-kloro asetat. Jika
H+ susah lepas maka keasaman akan berkurang (Ka kecil) dan pKa besar. Gugus Cl
pada posisi
pada asam
-kloro asetat
bersifat sebagai –I (penarik electron) sehingga atom C pada gugus karboksilat
kurang bermuatan positif sehingga H+ dari asam asetat mudah lepas
maka keasaman akan bertambah (Ka besar) dan pKa kecil. Jadi sifat keasaman
senyawa
-kloro asetat >
asam asetat.





Untuk senyawa asam karboksilat yang
mempunyai sifat induksi +I (pendorong electron) yang semakin besar maka sifat
keasaman senyawa akan berkurang, misal. sifat keasaman dari asam asetat > asam
propionate.
Senyawa asam karboksilat yang sifat penarik electron semakin kuat maka
sifat keasaman senyawa akan bertambah, misal senyawa
-kloro asetat dengan
-fluoro asetat.
Fluor F lebih elektronegatif daripada
klor Cl, maka keasaman
-fluoro asetat >
-kloro asetat.




Pertanyaan
: Mengapa senyawa-senyawa organik yang bersifat asam kuat akan
menghasilkan basa konjugasi yang stabil dibanding senyawa organik yang bersifat asam lemah ?
Firdaus, M.S. 2009. Modul Pembelajaran Kimia
Organik Fisis I. Makassar: FMIPA UNHAS.
http:///reaksi-asam-basa-dalam-senyawa-organik_9.html?m=1
Komentar
Posting Komentar